Siswa SD Kreatif
Belajar Pengomposan Bersama SMK Al
Muslim
Pupuk
kompos dapat diproduksi sendiri dengan cara yang sederhana tanpa harus
mengeluarkan biaya. Cukup dengan memanfaatkan sampah organik yang berada di
sekitar, sampah organik akan berubah menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan
untuk menyuburkan tanaman. Hal inilah yang dipelajari dan dipraktekkan
siswa-siswi SD Siswa-siswi SD Binaan SMK
Al Muslim yaitu; SDN Tambun 04, SDN Tambun 06, SDN Tambun 08,SDN Setia Darma
02, SDIT AL Amin, SDIT Baitul Halim, SDIT Permata Hati, SDIT An Nadwah dan SD
Al Muslim Tambun
pada pembelajaran lingkungan hidup yang dilaksanakan pada hari Sabtu .
Annisa
Salwa misalnya, siswa kelas V dari SDIT Permata Hati ini membawa sampah daun sebanyak satu kantong
plastik besar. Banyaknya sampah yang dibawa ini dikarenakan dirinya ingin
menjadi siswa yang paling banyak membawa sampah organik. Kemarin, Kak Hafidz
menyampaikan , siapa yang membawa sampah organik paling banyak akan mendapatkan
hadiah,” ungkap Annisa.
Dalam
pelaksanaan kegiatan ini, siswa diajak untuk praktek langsung cara-cara
sederhana pembuatan pupuk kompos. Secara bergiliran, siswa memasukkan sampah
organik yang mereka bawa dari halaman ke dalam silinder pengomposan. Berbagai
pertanyaan terkait pengomposan juga dilontarkan oleh anak-anak ini. Menyenangkan
sekali belajar membuat kompos secara langsung.
Materi:
Cara Gampang
Membuat Kompos
Kompos definisinya adalah material organik
yang sudah didekomposisi dan digunakan sebagai pupuk dan penyubur tanah.
Kompos juga merupakan bahan penting dalam pertanian organik yang sedang
in sekarang ini. Ada beberapa cara membuat kompos: aerob (dengan udara) dan
anaerob (tanpa udara), dengan bantuan cacing dll. Bahan baku kompos bisa
dari apa saja asal organik seperti: tumbuhan, kotoran ternak, sampah organik,
bahkan kotoran manusia. Yang kita buat disini adalah cara membuat kompos
secara aerob dan bahan bakunya dari
sampah halaman sekolah.
Ada empat hal yang diperlukan dalam membuat kompos, yang sederhananya seperti ini:
Ada empat hal yang diperlukan dalam membuat kompos, yang sederhananya seperti ini:
1. Bahan warna hijau. Bahan warna
hijau ini maksudnya yang banyak mengandung Nitrogen (N). Untuk proyek ini
hijauan ini didapat dari sampah dapur, daun-daunan dan rumput dari halaman.
2. Bahan warna coklat. Maksudnya
Karbon (C) dan biasanya berwana coklat, misalnya: sekam, jerami, gergajian
kayu, dedaunan kering, ranting kering, potongan kertas dan kardus.
3. Kelembaban.
Perbandingan bahan hijau dan coklat supaya pengomposan berjalan cepat kira-kira 1:1. Penyiraman dan membalik-balik kompos dilakukan seminggu sekali. Kalau proses pengomposan berjalan baik kompos akan bersuhu hangat akibat aktivitas mikroorganisma sehingga pembusukan berjalan cepat.
Untuk komposternya saya memakai komposter model putar. Keunggulannya komposter ini tertutup sehingga tidak diganggu tikus, mudah dibolak balik, kompos mudah dikeluarkan dengan sekop dan ukurannya cukup besar. Sebetulnya semua jenis kontainer bisa digunakan sebagai komposter. Lebih baik bertutup supaya tidak dikorek-korek tikus, jangan lupa dilubang-lubangi bagian bawah dan sampingnya supaya cairan bisa keluar dan ada udara. Simpan
di halaman diterik matahari atau
teduh sebagian.
Caranya:
Caranya:
1. Isi komposter dengan sekam 1 kantung
(seukuran bantal).
2. Masukkan kompos yang sudah jadi 1
sekop (untuk inokulan/biakan bakteri) atau tanah kalau tidak ada.
3. Kalau sudah ada sampah dapurnya
dimasukkan saja.
4. Siram sedikit sampai lembab
5. Putar komposternya.
Sampah dapur sebaiknya sudah dibilas. Supaya tidak menambah pemakaian air dan pekerjaan taruh baskom saringan dengan tutupnya di sink /keran cucian piring dan masukkan sampah dapur kesitu. Otomatis kalau mencuci piring sampah tercuci juga. Kalau hampir penuh baru masukkan kedalam komposter.
Kalau sampah sudah mulai banyak, tambah lagi sekamnya. Kalau tidak kompos jadi terlalu berair dan berbau. Isi terus komposter sampai penuh, jangan lupa dibolak balik seminggu sekali. Kalau sudah penuh putar seminggu sekali, dan panen komposnya kalau warnanya sudah menghitam (kurang lebih dua bulanan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar